Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Wacana Bulog akan menjadi badan otonom langsung di bawah presiden mendapatkan apresiasi dari berbagai kalanganz termasuk dari pegiat sosial di Jawa Timur.
Mengenai hal itu Lembaga swadaya masyarakat gabungan rakyat demokrasi Indonesia (GARAD) dalam naungan MRD Grup turut memberikan gambaran apabila Bulog benar-benar menjadi badan otonom.
"Secara konsep sangat bagus, cuman patut diberi masukkan sebagai pertimbangan dan catatan, yakni dalam hal pengelolaannya." Ujar Achmad Garad pimpinan MRD Grup. Minggu (01/12/2024).
Menurutnya, ketika perusahaan plat merah menjadi badan otonom, ini patut mempunyai standarisasi yang tinggi dan dikelola secara profesional serta mumpuni dibidangnya khususnya cabang yang ada di Daerah.
"Saya mempunyai catatan dari hasil investigasi yang ada di Jawa Timur, dimana terdapat 13 (tiga belas sub) yang mempunyai 2-3 komplek pergudangan dengan rata-rata per komplek ada 4-5unit. Ini kita ketahui dibeberapa unit banyak yang kosong seolah tak berfungsi. Namun masih terdapat biaya perawatan, sektor ini patut menjadi sorotan, karena rentan dugaan korupsi." Ungkapnya.
"Belum lagi, berdasarkan informasi lain. Terkait pembelian beras Bulog secara umum. Memang secara aturan di perbolehkan. Namun berdasarkan sumber mengatakan bahwa, diduga kuat para oknum dari Bulog sendiri khususnya di Jawa Timur ini memiliki beberapa Rumah Pangan Kita (RPK), ini yang bisa saja berdampak terkait ketidakstabilan harga pangan di masyarakat. Dan saya menduga hal ini lepas dari control." Imbuhnya.
Bukan tanpa sebab, ia menyoroti karena diketahui pegiat sosial ini beberapa waktu yang lalu telah melakukan aksi unjuk rasa didepan kantor perwakilan Bulog Jatim di jalan Ahmad Yani no 146-148 Surabaya. Rabu (06/11/2024).
Aksi unjuk rasa tersebut, atas ditemukannya beras bantuan pangan yang diberikan kepada masyarakat masih terdapat bau dan tampak semacam cairan kimia yang diduga adalah cairan pembunuh hama (Insektisida). Sehingga diduga kuat ada keteledoran yang dilakukan oleh Bulog Jatim dalam hal perawatan.
"Saat aksi, kami juga meminta pihak Perum Bulog perwakilan Jatim, untuk membuatkan MoU apabila beras yang masih terdapat cairan kimia tersebut katanya aman. Tapi mereka tidak berani dan malah terkesan lari untuk sembunyi." Pungkasnya. (Tim)