..
Demo Mahasiswa 'Indonesia Gelap' Diwarnai Kericuhan, Di Jakarta Bakar Foto Mayor Teddy Di Jatim Telpon Mayor Teddy Ditolak

Demo Mahasiswa 'Indonesia Gelap' Diwarnai Kericuhan, Di Jakarta Bakar Foto Mayor Teddy Di Jatim Telpon Mayor Teddy Ditolak

Jakarta, mediarakyatdemokrasi.com- Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi unjuk rasa bertajuk 'Indonesia Gelap' di Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Senin (17/2/2025).

Aksi sore ini pun diwarnai aksi bakar-bakar. Pantauan Wartawan di lokasi, awalnya mahasiswa membakar ban dan kayu di sekitar aksi.

Pembakaran itu pun membuat asap pekat membumbung tinggi ke atas. Namun tidak berselang lama, salah satu mahasiswa terlihat membawa bendera Partai Gerindra dan langsung membakarnya.

Poster-poster yang bergambar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya alias Mayor Teddy juga juga ikut dibakar mahasiswa.

Dalam aksi hari ini, mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah soal efesiensi anggaran demi kelancaran program makan bergizi gratis (MBG).

"MBG katanya, siangnya anaknya dapat makan siang gratis tapi malamnya anaknya ga makan karena orang tuanya di pecat oleh negara," kata orator.

Selain itu, mahasiswa juga mengkritik pemerintah ketika adanya kelangkaan Gas LPG 3 Kg.

"Oke gas oke gas, mana gasnya," tulis poster yang dibawa mahasiswa Universitas Indonesia.

Sekedar informasi, Badan Eksekutif Mahasiswa Indonesia Seluruh Indonesia (BEM SI) mengungkap tema 'Indonesia Gelap' ini karena menganggap seluruh kebijakan pemerintah yang dilaksanakan tanpa adanya transparansi.

“Secara umum 'Indonesia Gelap' kita memaknai bahwa kebijakan-kebijakan hari ini yang selalu dikeluarkan dan dijanjikan gelap tanpa ada terangnya,” ucap Koordinator BEM SI Herianto saat dihubungi.

Mahasiswa Bakar Foto Mayor Teddy dan Bendera Partai Gerindra Tema ini juga sebagai bentuk sindiran kepada pemerintah yang selalu berharap terciptanya Indonesia emas 2045.

Kata dia bagaimana mau mewujudkan Indonesia emas 2045 sedangkan beragam kebijakan saja tidak pro terhadap generasi muda.

"Ya jelas ini sindiran keras bagaimana mungkin mau indonesia emas sedangkan kebijakan yang dihadirkan tidak berpihak ke generasi-generasi muda yang menjadi pelopor emasnya. Contohnya lapangan pekerjaan, pendidikan yang belum memadai,”pungkasnya.

Demo Mahasiswa di Jatim Juga Sempat Ricuh

Surabaya,- Ketua DPRD Jatim Musyafak Rouf akhirnya tiba menemui mahasiswa di depan Gedung DPRD Jatim.

Mahasiswa memintanya menelepon Presiden Prabowo, Ketua DPR RI Puan Maharani, atau setidaknya Sekretaris Kabinet Merah Putih Mayor Teddy untuk menyampaikan tuntutan mereka.

Musyafak mulanya disebut oleh Anggota DPRD lainnya sedang berada di Jombang. Tapi mahasiswa bersikeras agar Musyafak menemui mereka di Gedung DPRD Jatim.

Musyafak pun bertolak dari Jombang ke Surabaya dan mahasiswa diminta menunggu 1 jam.

Mulanya mahasiswa menyebut 1 jam terlalu lama, hingga akhirnya polisi serta Anggota dan Sekretaris DPRD Jatim berhasil membujuk mahasiswa untuk duduk bersama menunggu Musyafak tiba.

Sekitar pukul 14.45 WIB Musyafak tiba di Gedung DPRD Jatim. Mereka temui ribuan mahasiswa itu dari balik pagar kawat.

Tetapi mahasiswa tidak ingin berdiskusi terhalang kawat berduri. Musyafak pun diminta naik ke atas mobil komando dan berbicara bersama serta menyepakati sejumlah tuntutan yang telah dibawa oleh mahasiswa.

Hingga akhirnya mahasiswa mendesak Musyafak menelepon presiden, Ketua DPR RI, atau Sekretaris Kabinet Merah Putih.

Didampingi Sekretaris DPRD Jatim Ali Kuncoro, Musyafak akhirnya menelepon mayor Teddy di hadapan orator dan sejumlah koordinator lapangan massa aksi mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya.

Setelah menunggu beberapa waktu, orator yang memegang ponsel milik Musyafak menunjukkan kepada massa bahwa ternyata sambungan telepon dari ponsel Musyafak ditolak oleh Mayor Teddy.

"Sayangnya Mayor Teddy menolak panggilan ini, kawan-kawan," ujar orator pada Senin (17/2/2025) sore diikuti riuh rendah suara 'huu' menandakan kekecewaan massa.

Sang orator kembali meminta agar Musyafak maupun Ali Kuncoro untuk kembali menghubungi Mayor Teddy atau Puan Maharani. Namun Ali Kuncoro dan Musyafak menolak dan memilih turun dari mobil komando.

Saat mereka berjalan kembali masuk ke Gedung DPRD Jatim menembus kerumunan massa itulah mahasiswa sempat berupaya mengadang mereka. Situasi kembali memanas.

"Kondusif kawan-kawan, kita tetap kondusif kawan-kawan," ujar orator mengingatkan massa yang sedang mengadang Ali dan Musyafak.

Dalam proses tersebut sejumlah mahasiswa mulai melemparkan botol berisi air ke arah Ali Kuncoro maupun Musyafak Rouf.

Sejumlah petugas kepolisian mengawal mereka untuk segera kembali ke Gedung DPRD Jatim.

Aksi demo mahasiswa ini membawa sejumlah tuntutan dan kritik atas kebijakan pemerintah yang tidak mewakili suara rakyat. Salah satunya keputusan efisiensi di sektor pendidikan yang menurut mahasiswa sangat tidak becus.

"Kami menyoroti keputusan sektor pendidikan tidak becus sama sekali. Kami menuntut dewan pelayan rakyat mendengarkan aspirasi kami.... Kami tidak mau negara kita bobrok dan kalah dengan negara lain. Hari ini pendidikan telah dipersekusi lagi," kata salah satu orator dari Unesa.

"Kami tidak butuh makan siang gratis jika pendidikan kian miris!" Serunya diikuti riuh rendah suara massa mahasiswa.

Beberapa mahasiswa juga menunjukkan kalimat menohok untuk pemerintah hingga presiden. Mereka tuangkan kekecewaan melalui tulisan di atas berlembar-lembar kertas besar.

Tulisan itu seperti 'Bubarkan Negara', 'Prabowo Impoten', 'Pak Prabowo Kami Butuh Pendidikan Gratis Bukan Makan Siang Gratis', 'Batalkan Efisiensi Anggaran Pendidikan'.

Lalu ada yang menuliskan kalimat 'Pemerintah Bablas Anggaran Dipangkas Konstitusi Dilibas #IndonesiaGelapMatiLampu' beserta gambar yang dinamai 'fufufafa'.

Selain itu ada luapan kekecewaan Unesa dalam tulisan berbunyi 'Apabila usul ditolak tanpa ditimbang. Suara dibungkam, kritik dilarang tanpa alasan. Dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: sayang!'. (Mrd/Okz/Det)

Sebelumnya Menanti Hasil Tindaklanjut Pengaduan Dugaan Praktek KKN Oknum Pejabat Dinkop Yang Belum Diketahui Kepastian Dari Inspektorat Jatim
Selanjutnya Pengaduan Dugaan Tipikor dan UU PERS Atas Proyek Pengerjaan Lindung Tebing Pintu Air Jagir PT Jasa Tirta 1 Ditangani Subdit III Reskrimsus Polda Jatim