..
Duhh..Kebebasan Pers Terancam, Jurnalis Radio Tewas Dibunuh
© Marcheilla Ariesta Kematiannya memicu kecaman dari kelompok media dan aktivis, yang menggambarkan pembunuhannya sebagai pukulan terhadap kebebasan pers.

Duhh..Kebebasan Pers Terancam, Jurnalis Radio Tewas Dibunuh

Manila, mediarakyatdemokrasi.com- Seorang jurnalis Filipina ditembak mati saat mengemudi di ibukota Manila.

Kematiannya memicu kecaman dari kelompok media dan aktivis, yang menggambarkan pembunuhannya sebagai pukulan terhadap kebebasan pers.

Jurnalis radio, Percival Mabasa (63) dibunuh oleh dua penyerang di gerbang kompleks perumahan daerah Las Pinas di Manila pada Senin malam.

"Insiden yang terjadi di Metro Manila menunjukkan betapa kurang ajarnya para pelaku, dan bagaimana pihak berwenang telah gagal melindungi wartawan serta warga biasa dari bahaya," kata Persatuan Jurnalis Nasional Filipina, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 4 Oktober 2022.

Polisi nasional berjanji untuk membawa keadilan atas serangan itu. Pemerintah tidak segera berkomentar terkait pembunuhan ini.

Pembunuhan Percival berselang sebulan dari penusukan fatal terhadap jurnalis radio lainnya, Rey Blanco di Filipina tengah.

Filipina memiliki salah satu lingkungan media paling liberal di Asia, tetapi tetap menjadi tempat paling berbahaya di dunia bagi jurnalis, terutama di provinsi-provinsinya.

Setidaknya 187 telah tewas dalam 35 tahun terakhir di Filipina, menurut pengawas internasional Reporters Without Borders, termasuk 32 tewas dalam satu insiden pada tahun 2009.

Keluarga Mabasa menyebut pembunuhannya sebagai 'kejahatan yang menyedihkan' dan menuntut pembunuhnya dibawa ke pengadilan.

Kelompok hak asasi manusia Karapatan menggambarkannya sebagai 'salah satu penebar kebenaran paling kejam di negara ini'.

Video di saluran YouTube Mabasa, yang memiliki 216.000 pelanggan, menunjukkan dia telah mengkritik presiden Filipina sebelumnya Rodrigo Duterte dan beberapa kebijakan dan pejabat dalam pemerintahan Ferdinand Marcos Jr.

"Kami tidak mengabaikan kemungkinan penembakan itu terkait dengan pekerjaan korban di media," pungkas kepala polisi setempat Jaime Santos dalam sebuah pernyataan. (mrd/Medcom)

Sebelumnya Anggaran Perjalanan Dinas Kesehatan Tanggamus TA 2020-2021 Untuk Puskesmas Sukaraja Dipertanyakan, Kepala Puskesmas Akui Tak Pernah Ada Perjalanan
Selanjutnya Wasekjen Nasdem Tanggapi Mundurnya Niluh Djelantik, Niluh Beri Tanggapan Balik