..
Antisipasi Walk Outnya Beberapa Negara Di Pertemuan G-20, Begini Strategi Kemenlu RI
© Copyright (c) 2016 TEMPO.CO foto Teuku Faizasyah, Plt Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI. Sumber: Suci Sekar/TEMPO

Antisipasi Walk Outnya Beberapa Negara Di Pertemuan G-20, Begini Strategi Kemenlu RI

Jakarta, mediarakyatdemokrasi.com- Kementerian Luar Negeri RI mengantisipasi situasi dinamis dalam Foreign Ministers' Meeting atau Pertemuan Menteri Luar Negeri anggota G20 Bali pada Kamis dan Jumat, 7 sampai 8 Juli 2022.

Apabila negara-negara Barat walk out saat delegasi Rusia berbicara, Indonesia sebagai tuan rumah sudah punya metode untuk mengatasinya.

"Semua skenario sudah disiapkan, namun tidak bisa diungkapkan" kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah kepada Tempo, Rabu, 6 Juli 2022.

Saat jumpa pers Kementerian Luar Negeri, Kamis, 9 Juni, Faizasyah sebelumnya sempat ditanya cara menavigasi perbedaan kubu Rusia dan Barat di pertemuan tingkat menteri luar negeri itu, yang berpotensi boikot.

Walau tidak menyampaikan secara spesifik, dia mengatakan, dengan berbagai komunikasi yang telah dibangun oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan mitra G20, setidaknya Indonesia punya modal untuk memetakan isu yang akan dibahas.

"Kita juga bisa memberikan posisi yang akan kita arahkan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri G20," kata Faizasyah.

Perang di Ukraina telah menyebabkan adanya pergesekan di forum G20. Negara-negara Barat mengusulkan pada Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini agar tidak mengundang Presiden Vladimir Putin ke KTT Bali, setelah invasi Rusia ke Ukraina. Sebagai gantinya, Indonesia diminta mengundang Ukraina.

Boikot terhadap Rusia pun terjadi di tingkat kementerian. Saat pertemuan Menteri Keuangan di Washington D.C. pada April lalu, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen dan teman-temannya dari negara G7 seperti Kanada dan Inggris, walk out saat perwakilan Rusia berbicara.

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dalam jumpa pers Selasa, 5 Juli 2022, sudah mengkonfirmasi kehadiran Menteri Luar Negeri Antony Blinken ke acara FMM G20.

Dalam sesi utama pertemuan nanti, Blinken akan membawa isu pangan dan energi. Walau tidak menyampaikan akan walk out, Ia disebut akan meminta negara-negara G20 mendesak Rusia mendukung upaya PBB untuk membuka kembali jalur laut untuk pengiriman gandum yang diblokir oleh perang Moskow di Ukraina.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly juga sudah mengkonfirmasi hadir ke acara tingkat menteri luar negeri G20.

Dalam keterangan tertulis, dia mengatakan punya misi mengangkat isu disinformasi Rusia dan krisis pangan akibat invasi ke Ukraina.

Seperti dikutip Globe and Mail, di pertemuan para Menteri Luar Negeri anggota G20 nanti, Joly tak mau salaman dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

Dia mengatakan kepada The Canadian Press, bahwa dia berencana untuk membidik kebohongan Lavrov tentang invasi ke Ukraina.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobieva telah mengkonfirmasi Lavrov akan menghadiri pertemuan tingkat menteri luar negeri G20 di Bali.

Ia menyatakan, Rusia tidak mau ambil pusing dengan ancaman boikot negara Barat dalam forum tersebut.

"Itu terserah perwakilan masing-masing negara. Jika itu terjadi, maka kami menganggapnya sebagai upaya untuk menggagalkan pembicaraan yang substantif," kata Duta Besar Vorobieva kepada Tempo. (mrd/Tempo)

Sebelumnya Bea Cukai Behasil Cegat Mobil Pribadi, Saat Diperiksa Ternyata Isinya Rokok Ilegal
Selanjutnya Gegara ACT Selewengkan Dana, Mahfud MD Akui Merasa Pernah Tertipu