Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, meminta Pemkot Surabaya untuk terus sigap melakukan antisipasi munculnya kasus hepatitis akut di Kota Pahlawan.
Meskipun saat ini belum ditemukan di Surabaya, namun seluruh fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) harus tetap siaga mewaspadai potensi munculnya kasus tersebut.
"Meskipun Surabaya masih nol kasus hepatitis akut, dan Pemkot Surabaya sudah membuat surat edaran (SE) tentang PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) dan deteksi ini hepatitis akut, saya tetap mendorong dinas kesehatan (dinkes) untuk melakukan maping atau pemetaan wilayah daerah-daerah yang nol lahan jamban dan yang tinggal di pinggir sungai," ujar Khusnul, Selasa (10/5/2022).
Sebelumnya perlu diketahui, sejak 28 April 2022, melalui SE yang diterbitkan, Dinkes Surabaya telah meminta setiap fasyankes untuk meningkatkan upaya dan kesiapsiagaan mewaspadai potensi munculnya kasus hepatitis akut.
SE tersebut menindaklanjuti SE Kemenkes RI No HK 02/C/2515/2022 tentang entang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya pada 27 April 2022.
Sedangkan terkait jumlah ketercapaian imunikasi dasar lengkap di Surabaya, jumlahnya mencapai 96,90 persen dari jumlah 41.383 bayi yang ada di Kota Pahlawan.
Legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini, juga meminta digencarkannya sosialisasi melalui puskesmas dan Kader Posyandu tentang PHBS.
Sosialsiasi ini, lanjutnya, baik kepada masyarakat maupun penjamah makanan, atau penyedia makanan seperti UMKM, dan juga pondok pesantren yang beberapa masih ada kebiasaan makan satu nampan bersama-sama.
Jika ditemukan gejala mengarah hepatitis akut, lanjut Wakil Ketua DPC PDIP Surabaya ini, harus segera dilakukan cek hematologi, SGOT, SGPT di laboratorium sebelum kemudian dirujuk ke rumah sakit dan rumah sakit menyiapkan ruang karantina.
"Jika diperlukan dibuat juknis atau SE Dinkes terkait SOP (standar operasional prosedur) penanganan hepatitis akut ini. Sosialisasi SOP jika ditemukan gejala mengarah ke hepatitis akut juga penting dilakukan," tandasnya.
Sekadar informasi, terdapat sejumlah ciri-ciri anak yang terjangkit hepatitis akut. Mulai dari penurunan kesadaran, pyrexia (demam tinggi), muncul perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat), jaundice (terjadinya perubahan warna menjadi kekuningan pada kulit, bagian putih dari mata, dan juga membran mukosa anak) dan Pruritis (gatal pada kulit).
Selain itu, ciri lain adalah arthralgia/myalgia (nyeri sendi atau pegal-pegal). Kemudian mual, muntah, atau nyeri perut. Ciri lain yakni, lesu, dan/atau hilang nafsu makan dan diare.
“Jika anak terindikasi tertular hepatitis akut, segera bawa ke fasyankes terdekat untuk dilakukan penanganan dari tim medis. Selain itu juga melaporkan ke Puskesmas di wilayah tempat tinggal, untuk selanjutnya dilakukan penelusuran sebagai upaya pencegahan penularan. Mari kita jaga PHBS sebagai ikhtiar agar selalu diberikan kesehatan,” pungkasnya.(red)