Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Langkah Erick Thohir selaku Menteri BUMN yang meminta para komisaris yang gabung tim pemenangan Capres-Cawapres untuk mundur dari jabatan mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan yang juga patut dicontoh bagi seluruh kepala daerah selaku pembina BUMD.
Hal itu disampaikan Achmad Garad selaku koordinator kelompok relawan mandiri (KRM) yang juga berharap Pemilu kedepan lebih steril dari kepentingan politik yang ada di daerah.
"Seharusnya langkah ini perlu dicontoh, karena juga tidak menutup kemungkinan BUMD jadi alat kepentingan untuk mengeruk APBD, melalui jalur tim sukses yang selama ini bisa jadi menduduki jabatan-jabatan strategis di BUMD." Ujarnya saat dalam rangkaian diskusi bersama relawan Pilpres. Sabtu (11/11/2023).
Tak hanya itu, ia juga mengharapkan khususnya kepada siapapun yang masih menerima fasilitas negara supaya tidak terlibat dalam politik praktis.
"Sudah jelas aturannya, pokoknya yang masih menerima fasilitas dari negara, baik berupa gaji ataupun fasilitas lain milik negara khususnya di Jawa Timur untuk tau diri dan juga mundur dari jabatan." Pungkasnya.
Kedepan dalam hal ini, ia bersama tim akan turut memantau hal tersebut guna menciptakan pemilu yang jujur dan adil serta netral tanpa keberpihakan dari kelompok pengguna fasilitas negara.
Diberitakan sebelumnya, beberapa tokoh masuk dalam jajaran tim sukses pasangan bakal calon presiden yang masuk kontestasi politik 2024.
Tak terkecuali ada sejumlah orang yang juga menjabat sebagai komisaris BUMN.
Setidaknya, ada 2 orang yang sudah melepas jabatan komisaris BUMN ketika bergabung dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran.
Yakni, Arief Rosyid yang melepas Komisaris BSI dan Budiman Sudjatmiko yang melepas Komisaris Independen PTPN V. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengapresiasi langkah yang diambil tersebut.
Dia menegaskan pihak lain yang masih menjabat komisaris dan masuk dalam tim kampanye bakal capres manapun bisa ikut mengundurkan diri.
"Saya berterima kasih kepada komisaris yang telah mengundurkan diri seperti Arief Rosyid yang kemarin karena masuk tim kampanye Prabowo-Gobran mengundurkan diri dari komisaris BSI," kata dia kepada wartawan, Kamis (8/11/2023).
"Saya sih berharap juga kepada komisaris-komisaris yang terlibat di tim kampanye di pihak manapun supaya bisa membuat surat pengunduran diri kepada kami di BUMN," sambungnya.
Dia mengatakan, upaya tersebut akan mempermudah administrasi kedepannya. Arya menilai, langkah pengunduran diri juga sebagai upaya yang terbaik.
"Jadi kami gak perlu mengeluarkan surat pemberhentian langsung gitu tapi lebih baik kan kalau adanya kesadaran-kesadaran dari para komisaris yang terlibat di tim kampanye atau di pihak manapun di ajang pilpres ini. Semoga komisaris-komisaris lain bisa meniru langkah Arief Rosyid yang secara sadar langsung mengundurkan diri dari komisaris BUMN," bebernya.
Kendati begitu, Arya tak mengungkap siapa saja tokoh yang masuk tim kampanye tapi belum mundur dari Komisaris BUMN.
Ada setidaknya 3 tokoh yang telah mundur dari komisaris BUMN. Diantaranya Rosan Roeslani yang melepas Wakil Komisaris Utama Pertamina, Arief Rosyid dari Komisaris BSI, Budiman Sudjatmiko dari Komisaris Independen PTPN V.
Namun, nama Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Andi Gani Nena Wea belum diketahui telah mengundurkan diri.
Andi Gani saat ini menjabat Presiden Komisaris PT Pembangunan Perumahan atau PTPP. (red)