..
Kematian Sekeluarga Di Kalideres Mulai Terkuak, Diduga Menjalani Ritual Sekte Ini
© Disediakan oleh TribunJatim.com Keluarga di Kalideres diduga sudah hidup bersama mayat selama enam bulan (Kompas.com/Mita Amalia Hapsari - TribunJakarta.com Satrio Sarwo Trengginas)

Kematian Sekeluarga Di Kalideres Mulai Terkuak, Diduga Menjalani Ritual Sekte Ini

Jakarta, mediarakyatdemokrasi.com- Akhirnya terjawab sudah teka-teki apa sekte yang dianut oleh keluarga Kalideres yang tewas diam-diam.

Adapun keluarga Kalideres, Jakarta Barat menjadi perbincangan setelah jenazahnya ditemukan di dalam rumah.

Jenazah mereka dalam kondisi mengering dan sudah sangat berbau.

Ketika ditemukan pertama kali, banyak misteri ganjil yang mewarnai proses penyelidikan. Apalagi disebutkan dalam rumah terdapat beberapa buku dan barang-barang yang tidak biasa.

Kini, polisi berhasil mendapatkan titik terang penyebab kematian keluarga Kalideres serta apa yang mendasari aksi keempatnya.

Ternyata keluarga ini diduga menganut sebuah kepercayaan menjalani ritual tertentu.

Polisi hingga kini belum dapat menyimpulkan penyebab kematian empat orang yang terdiri atas suami, istri, anak dan ipar tersebut.

Namun demikian, sejumlah spekulasi bermunculan ke publik mengenai penyebab tewasnya satu keluarga itu. Ada dugaan bahwa satu keluarga itu mengikuti kegiatan voluntarily stopping eating and drinking (VSED) atau sengaja menghentikan makan dan minum atau puasa sampai meninggal dunia.

Terbaru, polisi kini berhasil menemukan apa yang membuat satu keluarga memutuskan meninggal dunia bersama.

Meski jarak waktunya berbeda, tetapi temuan polisi ini bak bukti apa yang sebenarnya terjadi dengan hal ini.

Penyidik Polda Metro Jaya yang mengusut kasus tersebut bersama tim asosiasi psikologi forensik menemukan fakta yang berkaitan dengan ritual tertentu.

Hal itu merujuk pada beberapa barang berupa buku mantra dan kemenyan yang ditemukan di dalam rumah milik Rudyanto Gunawan dan Margaretha.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengatakan tidak semua anggota keluarga menganut kepercayaan tersebut secara penuh.

Menurut Hengki, satu di antara penghuni rumah bernama Budyanto adalah orang diduga kerap menjalani ritual tertentu.

"Bahwa ada kecenderungan salah satu keluarga yang dominan, yang mengarah kepada Budyanto. Bahwa yang bersangkutan memiliki sikap positif terhadap aktivitas ritual tertentu," kata Hengki dalam keterangannya pada Selasa (29/11/2022).

Temuan baru terungkap setelah polisi bersama tim Asosiasi Psikologi mempelajari keterangan saksi dan melihat bukti-bukti yang ditemukan di lokasi identik dengan ritual tertentu.

"Ini mengakibatkan ada suatu kepercayaan dalam keluarga tersebut bahwa upaya untuk membuat kondisi lebih baik atau mengatasi masalah yang terjadi dalam keluarga, dilakukan melalui ritual tertentu," kata Hengki.

Dugaan adanya praktik ritual tertentu yang dijalani oleh Budyanto menemui titik terang setelah polisi menemukan buku mantra dan kemenyan di dalam rumah tersebut.

"Selain itu ditemukan juga buku-buku lintas agama, serta mantra, dan kemenyan," kata Hengki.

Dengan demikian, Polda Metro Jaya berencana memanggil dan meminta keterangan pada ahli sosiologi dan agama untuk membaca dan mengnalisa soal temuan buku mantra tersebut.

"Kami akan mengundang ahli sosiologi, agama, untuk melakukan analisa lebih lanjut terhadap tulisan yang ada di dalam buku mantra," ujar Hengki.

Hengki mengatakan, penyidik Polda Metro Jaya juga akan memeriksa patologi anatomi untuk mengetahui penyebab kematian empat orang dalam satu keluarga itu.

"Saat ini sedang didalami para ahli kedokteran forensik gabungan dari kedokteran forensik Polri maupun RSCM atau Universitas Indonesia," kata Hengki.

Selain itu, penyidik bersama tim asosiasi psikologi forensik akan mendalami terkait kematian sekeluarga yang meninggal dunia itu melalui otopsi psikologis.

"Scientific crime investigation selalu menjadi acuan atau metode pembuktian utama," ucap Hengki.

Hengki sebelumnya menyatakan hasil penelitian feses empat jenazah itu oleh Tim Kedokteran Forensik bisa membantu mengetahui penyebab kematian.

"Apakah arti dari pada temuan otopsi itu? Nanti ahli yang menjelaskan. Mungkin bisa mengungkap atau justru mematahkan praduga yang selama ini, kami belum tahu," ujar Hengki.

Menurut Hengki, tim dokter forensik akan meneliti feses yang ditemukan itu untuk mengetahui kandung-kandungan di dalamnya.

Dengan begitu, hasil penelitian feses tersebut sangat mungkin menjadi informasi kunci untuk mengungkap penyebab kematian empat anggota satu keluarga itu.

"Feses ini kami harus teliti di laboratorium. Ini mengandung apa harus kami teliti lagi," kata Hengki.

Sebagaimana diketahui, empat orang anggota keluarga ditemukan tewas di dalam rumahnya, Perumahan Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat, pada 10 November 2022.

Jasad satu keluarga yang telah membusuk itu ditemukan pertama kali oleh warga setempat yang merasa terganggu dengan bau tak sedap di dekat rumah tersebut.

Keempat jasad itu, yakni Rudyanto Gunawan (71) yang ditemukan dalam posisi tertidur di atas kasur di kamar belakang. Kemudian, jasad istri Rudyanto, Margaretha Gunawan (68), ditemukan di kamar depan dalam posisi tertidur di atas kasur.

Di kamar yang sama juga ditemukan jasad anak dari Rudyanto-Margaretha bernama Dian (40), tetapi letaknya di lantai.

Terakhir, ipar dari Rudyanto bernama Budyanto Gunawan yang ditemukan dalam posisi telentang di sofa ruang tamu.

Polisi menduga mereka meninggal dunia dalam waktu yang berbeda-beda. Namun, waktu kematian satu keluarga yang dikenal sangat tertutup dari lingkungan sekitar itu sudah beberapa minggu lalu sebelum ditemukan.

Tak ada tanda kekerasan pada jasad mereka. Belum pula ditemukan zat atau unsur berbahaya di organ dalam.

Hasil penelusuran jejak digital pada ponsel para korban pun telah dikantongi. Hingga kini, Polisi masih menyelidiki penyebab kematian satu keluarga itu.

Apa itu ritual VSED?

Voluntarily Stopping Eating and Drinking merupakan keputusan yang dibuat oleh orang dewasa yang kompeten untuk menghentikan asupan makanan dan cairan ke tubuhnya.

Ternyata VSED ini legal dilakukan di beberapa negara di Amerika Serikat. Akan tetapi, dengan syarat pelakunya mampu mengambil keputusan dan membuat pilihan sukarela.

Biasanya kematian terjadi karena tubuh mengalami dehidrasi, bukan kelaparan. Voluntarily Stopping Eating and Drinking tidak bisa dilakukan asal-asalan, apalagi pertimbangan matang.

Berikut empat faktor yang perlu diperhatikan:

Mampu mengambil keputusan tepat

Seseorang yang ingin melakukan VSED harus mengambil keputusan dan sangat menderita, sehingga bertekad untuk mempercepat kematian dengan berpuasa.

Orang tersebut harus memahami proses hingga mengetahui apa yang diharapkan.

Dukungan sosial

Praktik ini tidak bisa dilakukan secara diam-diam, apalagi sepengetahuan orang lain atau seorang diri.

Harus ada dukungan sosial berupa kehadiran dan kepedulian anggota keluarga atau teman dekat.

Akses medis Metode VSED membutuhkan dukungan dari layanan medis karena beberapa alasan. Biasanya diperlukan obat nyeri dosis kecil atau obat anti-kecemasan.

Hal itu guna memfasilitasi keadaan kehilangan dan kesadaran menjelang kematian. (Mrd/Tribunnews)

Sebelumnya Kesaksian Bharada E Dalam Peristiwa Penembakan Brigadir J Bikin Merinding, Skenario Ferdy Sambo Terkuak?
Selanjutnya Soal Pemimpin Berambut Putih, Jokowi Sebut 3 Nama Ini