..
Politisi Senior PDIP Ungkap 2 Pejabat Yang Tidak Disukai Megawati

Politisi Senior PDIP Ungkap 2 Pejabat Yang Tidak Disukai Megawati

Surabaya, mediarakyatdemokrasi.com- Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memiliki rekam jejak yang sangat panjang di dunia politik.

Namun dari semua tokoh yang bersinggungan dengannya, Megawati disebut hanya memiliki dua nama yang masuk daftar hitam alias blacklist-nya.

Bahkan menurut politikus senior PDI Perjuangan, Panda Nababan, Megawati tidak berkenan bersalaman dengan kedua orang tersebut. Hal ini seperti diungkap Panda di kanal YouTube Karni Ilyas Club.

"Dalam percaturan politik ada dua yang Mega tidak tertarik untuk bersalaman. Pejabat di republik ini," tutur Panda, dikutip Suara Manado pada Sabtu (26/11/2022).

"Satu namanya Amien Rais, Ketua MPR, nggak ada tuh mau bersalaman. Kedua SBY. Dalam kamus dia nggak ada itu (mau bersalaman dengan keduanya)," sambungnya.

Panda menyebut Megawati bukannya dendam kepada kedua tokoh tersebut sampai tidak mau bersalaman. Ia hanya pernah merasa sakit hati serta dikhianati.

"Dia mengalami kepahitan," kata Panda yang kemudian menceritakan alasan di balik sikap Megawati.

Untuk Amien Rais, ternyata Megawati merasa dikhianati ketika Ketua Majelis Syuro Partai Ummat itu menjabat sebagai Ketua MPR RI.

"Sebagai Ketua MPR, kemudian dibikin ada poros tengah, dibelahlah dia dengan Gus Dur dengan legalisasi poros tengah. Di situ Mega merasa ditikam, Mega merasa dikhianati, sebenarnya dia lah yang menjadi presiden waktu itu," ujar Panda.

Sementara untuk konflik dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkaitan dengan pencalonannya di Pemilihan Umum 2004.

Panda bahkan mengungkap sikap SBY yang hanya bungkam ketika dicecar untuk menjawab lima pertanyaan dari Megawati.

Saat itu SBY baru setahun menjabat dan berusaha untuk bertemu dengan Megawati. Tak disangka, Megawati kemudian meminta Panda untuk menemui SBY terlebih dahulu sambil menyiapkan lima pertanyaan.

"Kalau dia jawab lima-lima ini Panda, saya mau ketemu dia', kata Mega," terang Panda.

Saat itu sebenarnya Panda siap menemui SBY bersama Tjahjo Kumolo dan Pramono Anung, tetapi pada akhirnya Megawati meminta hanya Panda yang berangkat.

"Ketemulah sama Presiden SBY di Istana, (saya bilang) 'Mohon maaf Pak Presiden, salam dari Ibu Mega, beliau mau ketemu kalau dijawab dulu pertanyaan beliau ada lima pertanyaan'," ujar Panda kepada SBY.

Termasuk yang ditanyakan soal jawaban SBY di Sidang Kabinet. "(Megawati bertanya) 'Siapa yang mau maju menjadi calon presiden?' Ditanya Yusril (dijawab) tergantung putusan partai, Hamzah Haz (dijawab) tergantung rapat partai, begitu ditanya SBY, SBY katakan 'Tidak saya nggak maju'. Betul itu?" tanya Panda.

Namun pertanyaan tersebut tidak dijawab SBY, bahkan sampai Panda menyantap suguhan yang disiapkan untuk tamu.

Sikap yang sama kembali diulangi ketika SBY ditanyai soal pembentukan Partai Demokrat serta ajakan menjadi calon wakil presiden.

"Betul nggak, bahwa Mbak Mega sebagai presiden punya laporan intelijen mau dari BIN, BAIS, dari mana, bahwa Mas bikin Partai Demokrat di Kantor Menko Polkam?' Diam saja dia, nggak jawab," kata Panda.

"Pertanyaan terakhir, pernah waktu itu menghadap Megawati sebagai presiden dan mengatakan kalau boleh dia jadi calon wakil presiden, ada permintaan dari Pak SBY?' Dia nggak jawab," lanjutnya.

Justru saat itu SBY menghabiskan waktu dengan melihat langit-langit, membiarkan Panda hanya berdiam di sana.

Alhasil Panda pun pulang dengan tangan kosong lantaran tidak ada satupun pertanyaan Megawati yang dijawab SBY. (Mrd/Suara)

Sebelumnya Ini Alasan Wakil Gubernur NTB Mundur Dari Kursi Ketua DPW NasDem NTB
Selanjutnya Jokowi Tantang WTO: Keberanian Hilirisasi Barang Mentah Tetap Lanjut