Jakarta, mediarakyatdemokrasi.com- Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah semakin tak tertandingi dalam urusan elektabilitas.
Nama Kader PDIP yang satu ini melambung tinggi melampaui calon presiden lainnya.
Hal ini berdasarkan hasil survei terbaru yang dilakukan Charta Politika Indonesia terkait elektabilitas calon presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2024 mendatang.
Fakta ini dibenarkan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya ketika merilis hasil surveinya, Kamis 13 Oktober 2022.
Dia mengatakan, dalam survei tersebut, Charta Politika Indonesia melakukan simulasi terhadap sejumlah nama yang belakangan ini populer di kalangan publik.
Dari simulasi nama-nama calon presiden tersebut, hasil yang diperoleh cukup mengejutkan.
Sosok Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi puncak untuk wilayah Jawa Tengah dan Lampung.
Nama Ganjar Pranowo, lanjut Yunarto Wijaya, unggul telak pada simulasi 10 nama untuk wilayah Jawa Tengah.
Elektabilitasnya meroket hampir menyentuh angka 70 persen. "Pada simulasi 10 nama, Ganjar Pranowo mendapatkan elektabilitas tertinggi dengan raihan 68,3 persen," ungkap Yunarto Wijaya.
Berdasarkan hasil survei tersebut, elektabilitas Ganjar Pranowo jauh melampaui nama-nama lain seperti Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra, lanjut dia, jauh di bawah Ganjar, yakni 7,5 persen dan di posisi berikutnya, Anies Baswedan yang hanya 6,6 persen.
"Ganjar Pranowo menjadi pilihan tertinggi publik sebagai calon presiden. Diikuti urutan berikutnya Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ridwan Kamil," terang Yunarto.
Sementara di Provinsi Lampung, katanya, elektabilitas Ganjar juga meroket di angka 32 persen pada simulasi 10 nama.
Sedangkan elektabilitas tokoh-tokoh lain seperti Prabowo hingga Anies Baswedan, berada pada posisi bawah dengan 24,9 persen dan 20,9 persen.
Sementara di Kalimantan Tengah (Kalteng), elektabilitas ketiga nama yakni Ganjar, Prabowo dan Anies bersaing ketat di tiga teratas.
Ganjar Pranowo mendapatkan 22,3 persen, sementara Prabowo Subianto 26,6 persen dan Anies Baswedan 21,4 persen.
Sebagai informasi, survei di Jateng dilakukan pada 20-27 September 2022 dengan jumlah sampel sebanyak 1200 dengan margin of error 2,83 persen.
Kriteria responden berusia minimal 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih yang diwawancara tatap muka atau face to face interview.
Sampel dipilih dengan metode sampling multistage random sampling.
Di Provinsi Lampung, survei dilakukan dengan kriteria yang sama dengan jumlah responden 800 dan margin of error 3,46 persen.
Sementara survei di Kalteng dilakukan pada 28 September - 4 Oktober 2022 dengan 800 responden dan 3,46 persen margin of erorr.
KIB Berpeluang Dukung Ganjar
Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana menilai ada peluang bagi PDIP bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
"Menurut saya itu bukan suatu hal yang mustahil. Bisa dilakukan," kata Aditya, kepada wartawan, Selasa 11 Oktober 2022.
Aditya mengungkapkan opsi KIB mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024 juga terbuka. KIB hanya perlu menyiapkan pendamping yang pas untuk Ganjar.
"Bisa jadi begitu, karena arahnya KIB dispekulasikan bahwa sebenarnya yang mau didorong adalah Ganjar. Maka pertanyaan kemudian, adalah siapa cawapres yang dipersiapkan?"
"Apakah dari tiga partai ini? Yang paling memungkinkan memang Airlangga Hartarto. Karena dari sisi elektabilitas relatif tinggi," ucap Aditya.
Menurut Aditya, meski ada kemungkinan PDIP bergabung dengan KIB, tapi ada problem lain yang menarik, yakni penempatan Puan Maharani.
"Spekulasinya kemudian apakah memungkinkan terjadi koalisi PDIP bergabung dengan KIB? Saya menduga bisa juga demikian."
"Tapi problemnya, Puan Maharani ditaruh di mana? Apakah Puan mau dijadikan Ketum PDIP? Apakah Bu Mega punya keinginan untuk lengser di masa-masa kritis menjelang Pemilu 2024?" ujarnya.
Aditya menekankan PDIP sebagai partai yang solid akan menunggu keputusan dari Ketum Megawati Soekarnoputri.
Menurutnya, Megawati bisa memilih strategi untuk mempertahankan elektabilitas Ganjar Pranowo sekaligus memperkuat posisi Puan Maharani.
Jika opsi itu dilakukan, PDIP punya kans besar memenangi Pemilu 2024.
"PDIP itu, penentunya ada di Bu Mega. Tapi menurut saya Bu Mega punya insting yang positif, elektabilitas Ganjar tetap dipegang, tapi di sisi lain posisi Puan diperkuat, kalau ini memang opsi yang mau didorong."
"Dan orientasi untuk tetap menjadi pemenang pemilu masih bisa kelihatan, ketimbang kalau memaksakan Puan Maharani sebagai capres. Itu agak berat," tandasnya. (mrd/Tribunnews/Pos-Kupang)